Belajar merupakan proses membangun
pengetahuan melalui transformasi pengalaman, sedangkan pembelajaran merupakan
upaya yang sistemis dan sistematis dalam menata lingkungan belajar guna
menumbuhkan dan mengembangkan belajar peserta didik. Belajarpada hakekatnya adalah
proses interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu. Belajar dapat
dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat
melalui berbagai pengalaman belajar yang dirancang dan dipersiapkan oleh guru.
Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu (Sudjana,
2000).
Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku yaitu guru dan siswa. Prilaku guru adalah mengajar dan prilaku siswa adalah belajar. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Hamruni (2012) menyatakan belajar adalah proses berpikir. Belajar berpikir menekankan kepada proses mencari dan menemukan pengetahuan melalui interaksi antara individu dan lingkungan. Dalam pembelajaran berpikir proses pendidikan di sekolah tidak hanya menekankan kepada akumulasi pengetahuan materi pelajaran, tetapi pada kemampuan siswa untuk memperoleh pengetahuannya sendiri (self regulated).
Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku yaitu guru dan siswa. Prilaku guru adalah mengajar dan prilaku siswa adalah belajar. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Hamruni (2012) menyatakan belajar adalah proses berpikir. Belajar berpikir menekankan kepada proses mencari dan menemukan pengetahuan melalui interaksi antara individu dan lingkungan. Dalam pembelajaran berpikir proses pendidikan di sekolah tidak hanya menekankan kepada akumulasi pengetahuan materi pelajaran, tetapi pada kemampuan siswa untuk memperoleh pengetahuannya sendiri (self regulated).
Salah satu difinisi moderen tentang
belajar menyatakan bahwa belajar adalah “pengalaman terencana yang membawa
perubahan tingkah laku” (Gintings, 2005). Dengan kata lain menurut Gage (Ratna,
1989: 11), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu
organisme berubah prilakunya sebagai akibat pengalaman. Paling sedikit ada lima
macam prilaku perubahan pengalaman, dan dianggap sebagai faktor-faktor penyebab
dasr dalam belajar. Pertama, pada tingkat emosional yang paling primitif,
terjadi perubahan prilaku diakibatkan dari perpasangan suatu stimulus tak
terkondisi dengan suatu stimulus terkondisi. Sebagai suatu fungsi pengalaman,
stimulus terkondisi itu pada suatu waktu memperoleh kemampuan untuk
mengeluarkan respons terkondisi. Bentuk
belajar semacam ini disebut belajar responden dan menolong kita untuk memahami
bagaimana para siswa menyenangi atau tidak menyenangi sekolah atau
bidang-bidang studi. Kedua, belajar kontiguitas, yaitu bagaimana dua peristiwa
dipasangkan satu dengan yang lain pada sewaktu waktu, dan hal ini sering kali
kita alami. Ketiga, kita belajar bahwa konsekuensi-konsekuensi prilaku mempengaruhi
apakah prilaku ituakan diulangi atau tidak, dan berapa besar pengulangan itu.
Belajar semacam ini disebut belajar operan. Keempat, pengalaman belajar sebagai hasil observasi manusia dan
kejadian-kejadian. Kita belajar dari model-model, dan masing-masing kita
mungkin menjadi suatu model bagi orang lain dalam belajar observaasional. Dan
kelima, belajar kognitif terjadi dalam kepala kita, bila kita melihat dan
memahami peristiwa-peristiwa di sekitar kita, dan dengan insait, belajar
menyelami pengertian.
Peraturan Mentri No: 41 Tahun 2007
menyatakan belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam kapasitas
pribadi seseorang sebagai akibat pengolahan atas pengalaman yang diperolehnya
dan praktik yang dilakukannya. Belajar dijabarkan menjadi dua yaitu belajar
aktif dan belajar mandiri.
-
Belajar aktif adalah kegiatan mengolah pengalaman dan atau praktik
dengan cara mendengar, membaca, menulis, mendiskusikan, merefleksi rangsangan,
dan memecahkan masalah.
-
Belajar mandiri adalah kegiatan atas prakarsa sendiri dalam
menginternalisasi pengetahuan, sikap dan keterampilan, tanpa tergantung atau
mendapat bimbingan langsung dari orang lain.
Siswa atau peserta didik adalah
merupakan kelompok heterogin yang terdiri atas pribadi-pribadi yang mempunyai
karakteristik, kondisi dan kebutuhan yang berbeda, sehingga oleh karena itu
perlu mendapat perlakuan sedemikian rupa sehingga potensi masing-masing pribadi
tersebut dapat berkembang secara optimal (Dantes, 2008). Dari paparan diatas
dapat kita simpulkan bahwa hail belajar siswa merupakan nilai serta perubahan
yang dialami siswa dengan segala upaya yang ditentukan melalui evaluasi hasil
belajar. Prestasi belajar siswa adalah hasil dari berbagai upaya dan daya yang
tercermin dari prestasi belajar yang dilakukan siswa dalam mempelajari materi
pelajaran yang diajarkan oleh guru (Gintings, 2010:87). Penilaian hasil belajar
merupakan kegiatan pendidik bersama peserta didik untuk mengukur hasil yang
diperoleh dari proses belajar. Penilaian hasil belajar siswa dapat ditentukan
dengan menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan kompetensi dasar
yang harus dikuasai oleh peserta didik (siswa). Teknik penilaian tersebut dapat
berupa tes tertulis, observasi, tes praktek dan penugasan perseorangan atau
kelompok (Dantes, 2008).
Ginting berpendapat bahwa kompleksitas
belajar dan pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya: (1)
budaya, (2) sejarah, (3) hambatan praktis, (4) karakteristik guru, (5)
karakteristik siswa, (6) sifat alami proses belajar dan pembelajaran (2010 :
2).
1.
Budaya
Tujuan
umum pendidikan adalah melestarikan budaya, karena budaya memiliki suatu bentuk
tertentu dari proses pendidikannya baik yang formal maupun yang informal.
Pelestarian budaya dilakukan melalui berbagai bentuk pendidikan seperti upacara
adat, lagu, tarian, seni dan pendidikan oleh orang tua/ sesepuh.
2.
Sejarah
Pendidikan
adalah hasil dari suatu perkembangan sejarah. Sejarah pendidikan di Indonesia
juga dipengaruhi oleh sejarah panjang kehidupan bangsa Indonesia itu sendiri.
Kedatangan penjajah di negeri ini banyak member pengaruh terhadap perkembangan
pendiddikan di Indonesia.
3.
Hambatan
Praktis
Terdapat
banyak hambatan praktis yang ditemui dalam proses belajar dan pembelajaran.
Guru dibatasi oleh waktu, sumber dan fasilitas. Guru juga dibatasi oleh
undang-undang dan aturan yang harus diindahkan. Kekuatan menejemen dan
birokrasi juga sering membatasi idealism guru didalam belajr dan pembelajaran.
4.
Karakteristik
Guru
Banyak
hal yang mempengaruhi guru sehingga memiliki kepribadian tertentu yang unik.
Lingkup budaya dimana guru berkembang, masyarakat dimana guru hidup, pengaruh
keluarga, pengaruh agama yang dianut, pengalaman akademis, pengalaman kerja,
serta genetika atau pengaruh bawaan yang membentuk cara berfikir guru dan akan
membentuk gaya serta cara guru dalam pembelajaran.
5.
Karakteristik
Siswa
Salah
satu kegiatan pra belajar dan pembelajaran adalah mengidentifikasi
karakteristik awal siswa meliputi : bahasa, latar belakang akademis, usia dan
tingkat kedewasaan, latar belakang budaya, tingkat pengetahuan serta
ketrampilan yang mungkin merupakan syarat awal bagi pelajaran yang akan
disajikan. Oleh sebab itu karakteristik individu siswa maupun kelompok atau
kelas harus dipahami oleh guru sebelum mulai program belajar dan pembelajaran.
6.
Proses
Belajar
Aspek
ini berkaitan dengan actual yang harus dilalui oleh siswa dalam rangka mencapai
hasil belajar. Proses belajar adalah rumit atau kompleks karena mencakup
penggunaan panca indra (lihat, dengar, sentuh, cium, dan rasa), oleh sebab itu
maka kondisi fisik dan psikologis harus dipertimbangkan dalam pengelolaan
belajar dan pembelajaran.
Dari paparan diatas dapat dikatakan
belajar umumnya diartikan sebagai proses perubahan perilaku seseorang yang
relatif permanen setelah mempelajari suatu obyek (pengetahuan, sikap, atau
ketrampilan) tertentu. Perubahan prilaku tersebut tampak pada penguasaan siswa
pada pola-pola tanggapan (respons) baru terhadap lingkungannya yang berupa
ketrampilan (skill), kebiasaan (habit), sikap atau pendirian (attitude),
kemampuan (ability), pengetahuan (knowledge), pemahaman (understanding), emosi
(emosional), apresiasi (appreciation), jasmani dan etika atau budi pekerti,
serta hubungan sosial. Dan yang tak kalah penting adalah penguatan
(reinforcement). Perubahan prilaku akibat penguatan ini, dapat terjadi apabila
dalam proses belajar mengajar, siswa diberikan pengalaman belajar yang sesuai
dengan tingkat perkembangan dan kebutuhannya.
A modern titanium jewelry piercing technique - TiG
BalasHapusOur remmington titanium technique is based titanium network surf freely on an experience we have titanium hip experienced. The method is used to remove where can i buy titanium trim the crown and titanium flat irons make jewelry jewelry in your pocket,