Teori
Motivasi McClelland
Pengertian
Motivasi
Motivasi
merupakan akibat dari interaksi seseorang dengan situasi tertentu yang
dihadapi. Menurut Robbins (2001:166) menyatakan definisi dari motivasi yaitu
kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi
yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi beberapa kebutuhan
individual.
Sedangkan
menurut Sondang P. Siagian sebagai-mana dikutip oleh Soleh Purnomo (2004:36)
menyatakan bahwa motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang
anggota organisasi mau dan rela untuk menggerakkan kemampuan dalam bentuk
keahlian atau ketrampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai
kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam
rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan
sebelumnya.
Dari pengertian
ini, jelaslah bahwa dengan memberikan motivasi yang tepat, maka karyawan akan
terdorong untuk berbuat semaksimal mungkin dalam melaksanakan tugasnya dan
mereka akan meyakini bahwa dengan keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan
dan berbagai sasarannya, maka kepentingan-kepentingan pribadinya akan
terpelihara pula.
Sunarti
(2003:22) menyatakan ada tiga faktor utama yang mempengaruhi motivasi yaitu
perbedaan karakteristik individu, perbedaan karakteristik pekerjaan, dan
perbedaan karakteristik lingkungan kerja. Dalam rangka mendorong tercapainya
produktivitas kerja yang optimal maka seorang manajer harus dapat
mempertimbangkan hubungan antara ketiga faktor tersebut dan hubungannya
terhadap perilaku individu. Pada dasarnya motivasi individu dalam bekerja dapat
memacu karyawan untuk bekerja keras sehingga dapat mencapai tujuan mereka. Hal
ini akan meningkatkan produktivitas kerja individu yang berdampak pada
pencapaian tujuan dari organisasi.
Soleh Purnomo
(2004:37) menyatakan ada tiga faktor sebagai sumber motivasi yaitu
(1) kemungkinan
untuk berkembang,
(2) jenis
pekerjaan, dan
(3) apakah
mereka dapat merasa bangga menjadi bagi dari
perusahaan
tempat mereka bekerja.
Disamping itu
ada beberapa aspek yang berpengaruh terhadap motivasi kerja individu, yaitu
rasa aman dalam bekerja, mendapatkan gaji yang adil dan kompetitif, lingkungan
kerja yang menyenangkan, penghargaan atas prestasi kerja dan perlakuan yang
adil dari manajemen. Dengan melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan,
pekerjaan yang menarik dan menantang, kelompok dan rekan-rekan kerja yang
menyenangkan, kejelasan akan standar keberhasilan serta bangga terhadap
pekerjaan dan perusahaan dapat menjadi faktor pemicu kerja karyawan.
Pada dasarnya
motivasi individu dalam bekerja dapat memacu karyawan untuk bekerja keras
sehingga dapat mencapai tujuan mereka. Hal ini akan meningkatkan produktivitas
kerja individu yang berdampak pada pencapaian tujuan dari organisasi. Disamping
itu ada beberapa aspek yang berpengaruh terhadap motivasi kerja individu, yaitu
rasa aman dalam bekerja, mendapatkan gaji yang adil dan kompetitif, lingkungan
kerja yang menyenangkan, penghargaan atas prestasi kerja dan perlakuan yang
adil dari manajemen. Dengan melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan,
pekerjaan yang menarik dan menantang, kelompok dan rekan-rekan kerja yang
menyenangkan, kejelasan akan standar keberhasilan serta bangga terhadap
pekerjaan dan perusahaan dapat menjadi faktor pemicu kerja karyawan
Sekilas David McClelland
David Clarence
McClelland (1917-1998) mendapat gelar doktor dalam psikologi di Yale pada 1941
dan menjadi profesor di Universitas Wesleyan. McClelland dikenal untuk karyanya pada pencapaian motivasi.
David McClelland memelopori motivasi kerja berpikir, mengembangkan pencapaian
berbasis teori dan model motivasi, dan dipromosikan dalam perbaikan metode
penilaian karyawan, serta advokasi berbasis kompetensi penilaian dan tes. Ide nya telah
diadopsi secara luas di berbagai organisasi, dan berkaitan erat dengan teori
Frederick Herzberg.
David McClelland dikenal menjelaskan tiga jenis motivasi, yang diidentifikasi dalam buku ”The Achieving Society”:
1. Motivasi untuk berprestasi (n-ACH)
David McClelland dikenal menjelaskan tiga jenis motivasi, yang diidentifikasi dalam buku ”The Achieving Society”:
1. Motivasi untuk berprestasi (n-ACH)
2. Motivasi
untuk berkuasa (n-pow)
3. Motivasi untuk
berafiliasi/bersahabat (n-affil)
Model Kebutuhan Berbasis Motivasi McClelland
David
McClelland (Robbins, 2001 : 173) dalam teorinya Mc.Clelland’s Achievment
Motivation Theory atau teori motivasi prestasi McClelland juga digunakan untuk
mendukung hipotesa yang akan dikemukakan dalam penelitian ini. Dalam teorinya
McClelland mengemukakan bahwa individu mempunyai cadangan energi potensial,
bagaimana energi ini dilepaskan dan dikembangkan tergantung pada kekuatan atau
dorongan motivasi individu dan situasi serta peluang yang tersedia.
Teori ini
memfokuskan pada tiga kebutuhan yaitu kebutuhan akan prestasi (achiefment),
kebutuhan kekuasaan (power), dan kebutuhan afiliasi.
Model motivasi
ini ditemukan diberbagai lini organisasi, baik staf maupun manajer. Beberapa
karyawan memiliki karakter yang merupakan perpaduan dari model motivasi
tersebut.
A. Kebutuhan akan prestasi (n-ACH)
Kebutuhan akan
prestasi merupakan dorongan untuk mengungguli, berprestasi sehubungan dengan
seperangkat standar, bergulat untuk sukses. Kebutuhan ini pada hirarki Maslow
terletak antara kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri.
Ciri-ciri inidividu yang menunjukkan orientasi tinggi antara lain bersedia
menerima resiko yang relatif tinggi, keinginan untuk mendapatkan umpan balik
tentang hasil kerja mereka, keinginan mendapatkan tanggung jawab pemecahan
masalah.
n-ACH adalah
motivasi untuk berprestasi , karena itu karyawan akan berusaha mencapai
prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis tetapi
menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan. Karyawan perlu mendapat umpan balik
dari lingkungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasinya tersebut.
B. Kebutuhan akan kekuasaan (n-pow)
Kebutuhan akan
kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara
dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu
bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain.
Kebutuhan ini pada teori Maslow terletak antara kebutuhan akan penghargaan dan
kebutuhan aktualisasi diri. McClelland menyatakan bahwa kebutuhan akan
kekuasaan sangat berhubungan dengan kebutuhan untuk mencapai suatu posisi
kepemimpinan.
n-pow adalah
motivasi terhadap kekuasaan. Karyawan memiliki motivasi untuk berpengaruh
terhadap lingkungannya, memiliki karakter kuat untuk memimpin dan memiliki
ide-ide untuk menang. Ada juga motivasi untuk peningkatan status dan prestise
pribadi.
C. Kebutuhan untuk berafiliasi atau bersahabat (n-affil)
Kebutuhan akan
Afiliasi adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab.
Individu merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif
dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai
kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan
interaksi sosial yang tinggi.
McClelland
mengatakan bahwa kebanyakan orang memiliki kombinasi karakteristik tersebut,
akibatnya akan mempengaruhi perilaku karyawan dalam bekerja atau mengelola
organisasi.
Karakteristik
dan sikap motivasi prestasi ala Mcclelland:
a). Pencapaian
adalah lebih penting daripada materi.
b). Mencapai
tujuan atau tugas memberikan kepuasan pribadi
yang lebih
besar daripada menerima pujian atau pengakuan.
c). Umpan balik
sangat penting, karena merupakan ukuran sukses
(umpan balik
yang diandalkan, kuantitatif dan faktual).
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus